Surakarta, Aktual News – SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta terus berbenah membidik predikat sekolah adiwiyata tingkat Kota Surakarta. Berbagai upaya dilakukan untuk mendukung penilaian, salah satunya menggelar acara sosialisasi pada Kamis (17/6) secara blended (virtual dan tatap muka) mengingat kondisi covid-19 di Solo.
Muhdiyatmoko, M.Pd. mengatakan sekolahnya sedang bergerak mempersiapkan diri untuk maju dalam Adiwiyata tingkat Kota Surakarta. Pada tahun 2021, kita mendapatkan kesempatan sebagai calon sekolah adiwiyata tingkat Kota Surakarta.
“Acara sosialisasi ini, kita mengundang nara sumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan aktivis pegiat lingkungan hidup. Selain itu, perwakilan orang tua, masyarakat, guru dan siswa kita undang secara terbatas. Peserta yang lain bisa menyimak melalui zoom meeting dan you tube sekolah, PK TV,” terangnya kepada media.
Kegiatan sosialisasi menuju sekolah adiwiyata di SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, Muhdiyatmoko mengatakan gerakan kepedulian lingkungan ini mengarah pada kerja sama berbagai pihak.
“Kegiatan adiwiyata merupakan kegiatan yang sifatnya edukasi, partisipasi, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah, siswa, komite, dan orang tua terkait perilaku pelestarian dan penghijauan lingkungan. Target kegiatan membuat sekolah asri, bersih, hijau, dan nyaman sehingga menjadi rumah kedua,” ungkap Muhdiyatmoko, Kamis (17/6).
Sekolah yang berada di Jalan Pleret Raya nomor 9 Banyuanyar, Banjarsari, Kota Surakarta, menurut Muhdiyatmoko, tidak main-main dalam menuju sekolah Adiwiyata. Upaya dimulai dengan perencanaan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah. Sekolah memperkuat inovasi-inovasi dalam bidang lingkungan.
“Kami melakukan inovasi pengelolaan sampah dengan pemilahan sampah organik dan non organik. Sampah organik dimanfaatkan sebagai kompos dan sampah non organik didaur ulang sebagai kreasik (kreasi sampah kemasan), ecobrick, kreasi stem barang bekas, pot botol plastik, dan sebagainya,” jelasnya.
Inovasi-inovasi lain, menurut Muhdiyatmoko, dilakukan guru bersama para siswa dalam esktra kurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) seperti pembuatan hand sanitizer sikura kemayu, herbal drink (teh dari kulit salah dan kopi biji salak), Bisa Bro (obat nyamuk herbal), Teh Bidara budikdamber (budi daya ikan dalam ember), dan sebagainya.
Acara tersebut terdapat penganugerahan duta adiwiyata sekolah. Mereka nanti diharapkan sebagai ujung tombak sekolah dalam mengajak teman-teman peduli lingkungan.
Sementara itu, selaku narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta menjelaskan tentang upaya dan tahapan yang harus ditempuh sekolah untuk mencapai sekolah adiwiyata baik tingkat kota, provinsi, nasional maupun mandiri. Adapun, aktivis lingkungan hidup, Suryono Arief Wijaya menekankan pentingnya inovasi-inovasi bidang lingkungan hidup yang dilakukan sekolah seperti pemanfaatan air wudu untuk menyiram tanaman, hemat energi, kebersihan sekolah, dan pengelolaan sampah. [Red/Akt-23]
Aktual News