Menutup Tahun dengan Mencuri Perhatian Penikmat Fesyen Internasional, Viro Gandeng Desainer Fesyen Indonesia Mendunia di Gelaran Karpet Merah Hollywood
Melalui ajang fesyen internasional, Virtual Red Carpet by Heart of Hollywood di Amerika Serikat, Viro kembali membuktikan bahwa material ramah lingkungan eco faux dapat dikreasikan dalam berbagai kemungkinan yang tak berbatas (infinite possibilities).
Kolaborasi Viro bersama Ollie Dhirendra, sebagai Project Director Event untuk Heart of Hollywood, dan Desainer Jesus Cedeño menginovasikan material eco faux menjadi karya busana. Sementara itu, karya seni material eco faux menjadi elemen artistik utama pada peragaan busana karya Alan Tjahjadi dari brand Untaian Asa.
Materi yang digunakan untuk mendukung acara ini adalah generasi baru eco faux yang lebih lentur, lebih tahan lama, tidak luntur, nyaman dipakai, anti-air, dan dapat didaur ulang.
NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Satu bulan menuju pergantian tahun 2021, Virtual Red Carpet by Heart of Hollywood telah terlaksana dengan sukses dan dihadiri oleh peserta dari belahan dunia. Acara ini tercipta berkat kolaborasi para pelaku, pemerhati, dan penikmat industri fesyen yang ingin tetap berkarya meskipun dalam suasana pandemi. Inovasi sepertinya menjadi kata kunci agar kesuksesan mampu terjadi di tahun 2020 yang penuh tantangan ini. Salah satu inovasi industri mode yang makin dikembangkan adalah bentuk presentasi yang kini marak dilakukan secara digital. “Di masa pandemi seperti saat ini, kreativitas dan kolaborasi harus terus diupayakan di tengah segala keterbatasan. Kami melihat ajang Virtual Red Carpet sebagai sebuah solusi yang efektif untuk mempertemukan ide dan kreativitas fesyen top dunia. Selain itu, Virtual Red Carpet ini juga sejalan dengan misi Viro yang selalu mengedepankan aspek ramah lingkungan karena penyelenggaraannya tidak menghasilkan banyak carbon footprint,” terang Johan Yang, Executive Vice President dari PT Polymindo Permata, perusahaan pemilik merek Viro.
[nextpage title="next"]
Dengan berpartisipasi dalam ajang Virtual Red Carpet pada 15 November lalu, Viro menunjukkan kemampuannya untuk keluar dari zona nyaman. Materi eco faux dari Viro merupakan serat non-natural yang memiliki look and feel serupa material alami. Materi yang digunakan untuk mendukung acara Heart of Hollywood ini adalah generasi baru eco faux dengan peningkatan fleksibilitas dan berpengaruh pada ketegangan serat yang lebih lentur. Generasi baru serat ini bersifat lebih tahan lama, tidak luntur, nyaman dipakai, anti-air, dan dapat didaur ulang. Material eco-faux Viro yang biasanya dipasok untuk fungsi rancang bangunan dan interior ruangan, melalui kolaborasi dengan desainer mampu tampil memukau sebagai karya adibusana.
[caption id="attachment_54833" align="aligncenter" width="543"] Koleksi Gaun Desainer Jesus Cedeño dengan latar belakang konstruksi “Kendaraan Langit” Joko Avianto yang dikonstruksi ulang[/caption]
[nextpage title="next"]
Derap langkah para model yang penuh percara diri jelas mengilustrasikan material eco-faux mampu tampil melentur dan gemulai sebagai elemen padanan berbusana. Gaun-gaun hasil kreasi Jesus Cedeño ini juga menjadi pembuktian bila material eco faux ternyata terlihat makin elegan saat dipadankan bersama detail kilauan kristal. Kesan elegan yang modern kian terasa kala tim produksi Heart of Hollywood, merekonstruksi ulang karya seni bertajuk “Kendaraan Langit” karya Joko Avianto, yang juga didukung oleh Viro di tahun 2019, sebagai latar peragaan digital-nya.
[caption id="attachment_54849" align="aligncenter" width="542"] Materi eco faux Viro yang digunakan untuk koleksi gaun desainer Jesus Cedeño.[/caption]
Tim produksi internasional ini juga memanfaatkan karya seni makrame buatan Kezia Karin yang bertajuk “Samudera’ dan “Nusantara Coast’ sebagai elemen artistik utama dari peragaan digital yang menampilkan busana kreasi Alan Tjahjadi dari brand Untaian Asa. Detail dan tampilan 3 dimensi dari karya seni makrame yang terbuat dari material eco faux ini mendramatisasi dan memperindah busana-busana yang ditampilkan.
[nextpage title="next"]
“Viro menatap masa depan industri fesyen Indonesia dengan optimis karena Indonesia memiliki banyak desainer yang bertalenta. Ajang Virtual Red Carpet menjadi penyemangat bagi kami untuk melahirkan kolaborasi-kolaborasi strategis lainnya. Sebagai perusahaan yang selalu mengedepankan inovasi, Viro berinovasi menuju material berbasis bio-polymer yang dapat meningkatkan fleksibilitas dan berpengaruh pada ketegangan serat yang lebih lentur.” pungkas Johan Yang.
Tentang Viro
Viro adalah merek dagang dari PT Polymindo Permata, perusahaan asli Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1985. Sebagai perusahaan pionir yang memperkenalkan kategori ‘eco faux’, Viro menyediakan solusi-solusi inovatif untuk dunia arsitektur dan interior melalui kreasi serat atau bahan baru yang terdiri atas bahan non-natural maupun kombinasi bahan natural dengan mineral alami, sehingga dapat menawarkan material yang lebih ramah lingkungan, namun tetap bernilai estetis tinggi dan mampu memenuhi tuntutan rancangan masa kini. Melalui pendekatan bahan dan desain tradisional yang mengedepankan tema tropis, Viro juga berupaya untuk melestarikan budaya anyam lokal di Indonesia melalui penerapan pengerjaan produk yang bersifat hand-made atau masih menggunakan keahlian tangan para pengrajin.
Hingga kini, serat dan produk-produk jadi seperti atap alang-alang dan furnitur anyam yang dihasilkan oleh Viro telah tersebar tidak hanya di Indonesia, namun juga berbagai belahan dunia seperti Amerika, Eropa, Tiongkok, Maldives, Fiji, dan Timur Tengah.
Polymindo Permata telah meraih penghargaan prestisius Primaniyarta Export Award tahun 2011, 2014, dan 2015 dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia serta memenangkan Gold Award pada penghargaan The Outstanding Corporate Innovator (OCI) dari Product Development and Management Association (PDMA) Indonesia. Selain itu, produk Viro juga memperoleh penghargaan dari IBT, 1st Winner Indobuildtech Sustainable Product Award 2019. [Rls]
Posting Komentar