https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgTJW-Zp8fBJURdHOGMjuHHjL0dz9-XyiuRsxs2sDxcglo5xdHjjES-lqpM2aSDbGzkKjuK2moHobyxb-m2uUp3sFVOFCamLv4OZ6a9BT7prAKvJ9_GEROqi-jA0uV_dnZ-FrWx3sGvUJJW8786ROyXg7gTFLWWDT6ERJxcURbUv5XtrgocIMrmx1k6NKg=s720

NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Harapan disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, terhadap buku 'Menyibak Kebenaran' milik Irman Gusman, yang diluncurkan Kamis (20/5/2021). LaNyalla mengatakan buku ini bisa menjadi inspirasi untuk penegakan hukum di Tanah Air.

Peluncuran buku Irman Gusman digelar berbarengan dengan Webinar Kebangkitan Nasional, di Hutan Kota, Plataran, Senayan, Jakarta.

"Semoga terbitnya buku ini bisa menginspirasi kita dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, serta penegakan hukum dan HAM. Tidak boleh ada rekayasa dan perlakuan tak adil dalam hukum," kata LaNyalla.

Menurutnya, penegakan hukum harus berjalan seiring dengan penegakan Hak Asasi Manusia, sesuai amanat konstitusi.

"Penegakan hukum harus memanusiakan manusia. Spiritnya adalah proses penegakan hukum yang berkeadilan dan berperikemanusiaan," ujarnya.

Buku berjudul Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman, merupakan perenungannya tentang penegakan hukum dan hak asasi manusia negeri ini.

Buku tersebut adalah jilid ke-tiga dari serial eksaminasi terhadap vonis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Irman Gusman, yang akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung.

Dalam sambutannya, Irman Gusman berharap bukunya menjadi bahan perenungan siapapun terkait cara penegakan hukum yang merendahkan martabat manusia.

"Adanya cara penegakan hukum yang menghalangi keadilan. Bahkan sampai intimidasi terhadap keluarga. Termasuk adanya pembohongan publik melalui media untuk mendiskreditkan. Agar semua orang tahu dan belajar," ujar Irman.

Di sisi lain, sesuai momen Kebangkitan Nasional Irman mengajak semua kalangan untuk menyikapi multikrisis yang dihadapi negara ini.

"Kita alami krisis multi dimensi. Krisis kesehatan, ekonomi, sosial, kepercayaan hukum, keadilan, kebudayaan dan krisis identitas. Kita butuh kebersamaan, kekompakan, solidaritas sosial dan gotong royong mencari solusi terbaik hadapi krisis," lengkapnya.

Irman mengajak untuk bangkit dari cara berpikir yang melemahkan sendi-sendi bangsa. Dan perlunya kembali menegakkan komitmen untuk kembali sesuai Pancasila.

"Tegakkan HAM, kembalikan ekonomi kepada rakyat. Jangan abaikan hak-hak hidup mereka. Jangan tergantung pada asing. Maksimalkan potensi dalam negeri," katanya. (*)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.