NUSANTARAEXPRESS, BENGKALIS – Budi Prayitno, seorang paruh baya yang mempunyai hobi menulis ini memberikan inspirasi tersendiri. Terinspirasi dari seorang gadis belia, ternyata membuat Budi Prayitno mampu menuangkan ke dalam sebuah tulisan. Kisah nyata gadis belia akhirnya menjadi sebuah buku dan yang akan membuat kita penasaran dengan kisah hidupnya.
Mengenal lebih jauh Budi Prayitno, dengan sapaan Mas Budi ini adalah sebagai Pemimpin Redaksi di salah satu Media Online di Provinsi Riau dengan portal berita riauexpress.com. Siapa yang tak kenal dengan beliau di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Budi Prayitno tinggal di salah satu desa di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dengan 3 putra ini selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan menulis selain kegiatan rutin untuk mengisi karya jurnalis di portal riauexpress.com.
Hampir setiap malam goresan tinta selalu mengisi waktu luang dengan ditemani segelas kopi. Terlebih dengan dukungan sang istri tercinta, akhirnya sebuah buku dengan judul “Rintihan Gadis Yang Terbuang” terselesaikan dan saat ini sedang dilakukan penggandaan yang diterbitkan oleh DOTPLUS Publisher dengan nomor International Standard Book Number : ISBN 978-623-968034-3. Jelas Budi Prayitno kepada awak media, Kamis (20/01/21) melali pesan WhatsApp.
Ketika ditanya, apa ide awal untuk menulis cerita ini. Budi Prayino menjelaskan dengan singkat
Buku yang baru saya terbitkan ini, meruapakan buah goresan tinta dan tersusun berawal dari seorang gadis yang umurnya masih belia. Namun dari sejak masih berkumpul dengan kedua orangtua bersama adik-adiknya, hingga sampai ketika hidup sendirian di perantauan, terus menemui berbagai hambatan dan rintangan, dan mungkin memang itu sudah menjadi garis takdir dalam kehidupannya di dunia.
Ia meninggalkan kampung halaman setelah diusir oleh ayah kandungnya hanya disebabkan persoalan sepele, membuat gadis itu dengan terpaksa harus meninggalkan ibu serta adik-adiknya yang masih kecil. Ia meninggalkan kampung halaman sekaligus kenang-kenangan, pergi jauh untuk melangsungkan kehidupan di perantauan.
Dalam menjalani kehidupan di perantauan, gadis itu bukanlah ingin mencari kesenangan dengan hura- hura dan pesta-pora, akan tetapi hanya berupaya untuk bisa bertahan hidup. Kepergiannya di perantauan pun, harus dibayar dengan berbagai ujian dan cobaan yang terus menghadangnya secara bertubi- tubi sepanjang hidupnya, yang terkadang ujian dan cobaan tersebut secara tiba-tiba datang tanpa disadari sebelumnya.
Bagaimana akhir dari cerita Gadis?
Kalau akhir dari cerita tulisan ini, bisa baca di buku ya, saat yang sedang proses pencetakan dan penerbitan oleh DOTPLUS Publisher. Dan mungkin penerbitan pertama ini akan selesai beberapa hari yang akan datang. Jika penasaran, bisa dipesan melalui informasi di portal berita https://riauexpress.com atau https://nusantaraexpress.top. [Red-Tim PPWI]
Posting Komentar