https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgTJW-Zp8fBJURdHOGMjuHHjL0dz9-XyiuRsxs2sDxcglo5xdHjjES-lqpM2aSDbGzkKjuK2moHobyxb-m2uUp3sFVOFCamLv4OZ6a9BT7prAKvJ9_GEROqi-jA0uV_dnZ-FrWx3sGvUJJW8786ROyXg7gTFLWWDT6ERJxcURbUv5XtrgocIMrmx1k6NKg=s720

NUSANTARAEXPRESS, DURI – Benarkah penonton selamanya akan menjadi penonton. Layaknya seorang penonton saat menyaksikan pertandingan sepakbola di lapangan hijau. Tendangan operan dari pemain profesional yang memberi umpan untuk melakukan tendangan di gawang lawan. Bagaimana nasib pernonton. Dan benarkah penonton akan tetap menjadi penonton?

Lapangan hijau saat ini kita pindahkan ke hijaunya hamparan ciptaan Tuhan di Kota minyak Duri, yang pada saatnya akan terjadi pergeseran besar. Sebuah peristiwa nasional yang menjadi sejarah bisnis dengan bergantinya Perusahaan raksasa kelas dunia PT. Chevron Pacific  Indonesia (PT.CPI) kepada perusahaan nasional dengan label Merah Putih.

Seperti kata sahabatku Mas Agung Marsudi, seorang penulis handal yang terus menyuarakan peralihan PT. CPI ke Pertamina yang akan terealisasi pada bulan agustus 2021 mendatang, film ini disutradarai oleh “Pertamina” dengan judul film “Blok Rokan” yang diperankan oleh bintang utama adalah “PHR” dengan pemeran pembantunya “BUMD” saat kami berbincang-bincang sambil ditemani segelas kecil kopi expresso dengan khas pahitnya kopi di Garasi Jl. Kayangan Duri.

Perbincangan kami semakin seru pada saat pembahasan akan diputarnya film “Blok Rokan”.

Yang jadi permasalahan, bagaimana nasib penonton yang sampai saat ini memang layaknya seperti penonton yang hanya bisa melihat, menyaksikan dan menikmati keramaian riuhnya suasana.

Benarkah menarik film “Blok Rokan” sepertinya tidak seindah yang dibayangkan, terkhusus buat penonton.

Perlu pemikiran bersama agar penonton tidak hanya menjadi penonton, namun penonton juga bisa berperan. Kami berduapun tertegun ketika pembahasan mengerucut kepada penonton di Kabupaten Bengkalis.

 

Penulis: Mislam

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.